-->

Mengapa kura-kura Forsteni tidak cocok untuk dipelihara ?

Artikel ini diangkat berdasarkan argumentasi dan penjelasan positif dari seorang pegiat dunia kura-kura. Pemaparan tersebut bedasarkan keresahan selama ini dengan maraknya perburuan dan perdangan satwa liar khususnya kura-kura. Sudah saatnya kita tengok bersama untuk peduli akan kelangsungan hidup satwa-satwa endemik Indonesia agar tetap lestari.

via batoklumpat.blogspot.com
Dari judul artikel ini mungkin ada yang bertanya mengapa demikian ?  Mari kita bahas bersama mengenai kura Forsteni. 

Forsteni / Baning  Sulawesi merupakan jenis kura-kura darat dari Sulawesi. Hewan ini menyebar cukup luas dari perbukitan Lembah Palu sampai sekitar Gorontalo. Saat ini kura Forsteni terancam di alam. Perubahan habitat forsteni menjadi lahan perkebunan adalah salah satu ancaman terhadap kepunahan species ini. Ancaman terbesar adalah perdagangan hewan ilegal dengan tujuan akhir menjadi peliharaan hobbyist. Semakin majunya ilmu pengetahuan, perdagangan kura sebagai bahan konsumsi makin berkurang dan digantikan oleh perdagangan kura untuk peliharaan. Sebagai kura lokal, Forsteni menjadi kura idaman para pemelihara kura. Warnanya yang menarik dan harganya yang cukup rendah menjadi daya tarik tersendiri bagi hobbyist. Namun karena beberapa faktor, mayoritas berujung kepada kematian daripada kesuksesan dalam konservasi. 

Tahukah anda bahwa Forsteni bukanlah kura yang cocok untuk dipelihara ?

1. Hasil tangkapan liar (WC - Wild Caught)
Mayoritas Forsteni yang anda dapat (tersedia di market) merupakan hasil tangkapan alam (Wild Caught - WC). Perlu sobat ketahui kura hasil wild caught itu membawa parasit baik parasit eksternal maupun internal yang dapat menular ke kura lain.

2. Mudah Stress
Forsteni adalah kura yang mudah stress. Kondisi kandang yang tidak cocok dan terlalu banyak kontak dengan manusia membuat kura ini mudah stress, tentunya hal ini akan mempengaruhi kesehatan dan nafsu makan yang bisa berujung pada kematian kura tersebut. Sebagai contoh (dari narasumber) seorang teman seller professional berinvestasi 18 ekor Forsteni dan tidak satupun selamat.

3. Aggresive
Forsteni merupakan kura-kura yang sangat teritorial dan aggresive terhadap kura jenis apapun termasuk dengan manusia. Aggresivitas ini tidak tergantung pada jenis kelamin karena terdapat beberapa kasus dimana Forsteni betina membunuh Forsteni jantan. Aggresivitas ini juga tidak berlaku kepada jenis Forsteni saja tapi terhadap kura jenis lain, pengalaman dari narasumber telah kehilangan 2 tortoise lain karena aggresivitasnya. Aggresivitas ini juga tidak mengenal ukuran, banyak kasus dimana Forsteni ukuran besar membunuh Forsteni ukuran kecil, dan kasus dimana Forsteni kecil membunuh saudaranya sendiri.

via batoklumpat.blogspot.com
4. Sukar Dikembangbiakan
Kura ini tidak mudah di kembangbiakan oleh karena aggresivitasnya. Mengembangbiakan Forsteni membutuhkan lahan yang luas dan cocok, serta ratio jantan betina yang baik. Menurut teman narasumber yang sudah sukses menetaskan Forsteni  mengatakan jika sudah dapat memenuhi faktor tersebut, mereka akan bertelur dan setelah 100 hari lebih akan menetas. Namun, membesarkan baby forsteni sampai umur 1 tahun adalah yang terberat.  Kabar terakhir yang diketahui, beliau tidak pernah berhasil membesarkan baby Forsteni melewati umur 1 tahun.

Berikut himbauan dan ajakan dari narasumber :

Sebagai penyayang kura-kura yang memikirkan kelangsungan hidup species ini, saya menghimbau teman-teman untuk STOP membeli / memperdagangkan kura Indotestudo forsteni hasil tangkapan alam. Saya tau itu lebih murah, tapi apakah anda mau mengorbankan kura untuk ego anda? Memelihara kura demi kesenangan pribadi tanpa menghiraukan keselangsungan hidup species ini ? 
Hal ini saya tulis karena saya sendiri merasa bersalah dan belajar dari pengalaman saya. Sudah 7 ekor Forsteni saya mati dari periode 2012-2017.
Tanpa mengurangi rasa hormat, saya memohon kepada para pedagang, pengepul untuk berhenti menangkap dan menjual kura ini.Terutama kepada para pengepul, kepada yang ngaku pecinta kura tapi berencana beli banyak kura WC.
Renungilah.            
Jika anda setuju dalam hal ini dan mendukung konservasi species endemik ini, mohon SHARE post ini agar dapat menjangkau banyak orang. LIKE dan dukung usaha kami dalam konservasi species ini melalui kegiatan Sulawesi Chelonian Conservation 
Best Regards,
Christopher Aditya Widyawan


narasumber : Christopher Aditya Widyawan

Komentar (0)

Post a Comment